Kamis, 11 Februari 2010

Suami Ideal

Dikalangan ikhwan, tentunya banyak yang dipersiapkan tuk menata hidup, bagaimana menjadikan dirinya sebagai seorang muslim, menjadi seorang pemimpin rumah tangga yang ideal. Begitu juga dengan akhwat. Segudang harapan digantungkan, untuk mendapatkan sosok suami yang ideal. Bagi ikhwan, bagaimana suami ideal itu ? Berikut sebagian ciri-ciri suami ideal yang disarikan dari Buku “Suami Ideal”, Pengarang : Muhammad Rasyid Al Uwaid, Penerbit Darul Falah – Jakarta
Ini sebagian ciri yang ada :
1. Tidak ringan tangan dan tidak melecehkan
Seorang suami yang ideal dalam pandangan Islam ialah yang menghormati istrinya, tidak melecehkannya, bersabar menghadapinya dan tidak memukulnya. Dalam hal ini dia mengikuti jejak Rasulullah shallallahu’ alaihi wa sallam yang sama sekali tidak pernah memukul seorang istri.
2. Tidak pelit mengucapkan kata kata yang baik
Suami yang ideal adalah yang memanfaatkan rukhshah (keringanan) dalam Islam, dengan berkata dusta terhadap istri, untuk menyenangkan istrinya, memuaskan hatinya dan memupuk rasa cintanya. Insya Allah seorang suami tidak akan menyesali satu ungkapan cinta yang dia sampaikan kepada istrinya pada saat tertentu, karena dengan begitu justru dia dapat memetik hasil yang baik, mendorong istri semakin berbakti kepadanya dan memberikan apa pun yang dapat dia berikan tanpa batas.

3. Mengajak istri taat kepada Allah
Seorang suami yang ideal adalah yang mengajarkan berbagai masalah agama kepada istrinya dan menyuruhnya taat kepada Allah. Dia harus menampakkan hasratnya ini dan juga keinginannya untuk memelihara istri dari neraka Jahannam.
Firman Allah,“Wahai orang orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.” (At Tahrim : 6)
Umar bin Al Khaththab bertanya, “Wahai Rasulullah, kami dapat memelihara diri kami, lalu bagaimana cara kami memelihara keluarga kami?” Beliau menjawab, “Hendaklah kalian menyuruh mereka, melarang meraka, dan mendidik mereka.” Ali bin Abu Thalib, Qatadah dan Mujahid berkata, “Peliharalah diri kalian dengan perbuatan kalian dan peliharalah keluarga kalian dengan nasihat kalian.”
4. Berbuat adil terhadap semua istri
Seorang suami yang mampu menikahi lebih dari seorang istri, dia harus berbuat adil diantara mereka dalam hal tempat tinggal dan nafkah, sebagaimana yang diperintah Allah.
5. Menutupi kesalahan istri
Akhlak seorang suami yang ideal adalah yang mampu menutupi kesalahan kesalahan istrinya, tidak menceritakannya kepada siapa pun, tidak kepada keluarganya maupun orang lain. Diantara buah yang dapat dipetik dari akhlak yang agung ini adalah :
• Memperkecil wilayah perselisihan antara suami-istri
• Membuat istri malu sendiri, membuatnya menyesali perbuatannya yang melampaui batas karena membuka perselisihan dengan suami
• Mendorong istri melakukan hal yang sama, sehingga dia juga menutupi kesalahan suami dan tidak menceritakannya kepada keluarganya atau kepada siapa pun
• Menutup pintu bagi usaha Iblis yang hendak memperlebar perselisihan diantara suami istri
• Mendatangkan dan menumbuhkan kasih sayang diantara suami istri
6. Menampakkan kelebihan istri dan kebaikan kebaikannya
Mengapa banyak suami yang tidak mau memuji istrinya dan tidak mau memperlihatkan kebaikan kebaikannya? Sebagian diantara mereka ada yang terlalu sibuk dengan aktivitas kehidupannya, sehingga di dalam benaknya tidak pernah terlintas pikiran untuk memuji istrinya. Bagaimana caranya untuk memuji seorang istri? Dengan mengatakan keutamaan keutamaannya, tentang amal amalnya yang shalih, tentang tabiatnya yang baik, tetapi jangan membicarakan kecantikan seorang istri dihadapan lelaki lain, karena dilarang oleh Islam.
7. Mencegah perselisihan dengan istri

Untuk mencegah perselisihan dengan istri dapat ditempuh satu dari beberapa cara berikut
• Suami mengalah dari medan perselisihan dan pertengkaran
• Memenuhi keinginan istrinya yang menjadi sebab perselisihan selagi tidak membatilkan yang haq dan tidak membenarkan yang batil
• Bersikap diam dan tidak memancing amarah istri
• Berusaha membuat istri ridha dan puas dengan mencari pangkal perselisihan atau berusaha mengalihkan perhatian dari perselisihan itu
8. Menghormati kerja istri di rumah
9. Cemburu kepada istri
Kecemburuan tersebut tidak boleh berlebihan yang menyebabkan berubahnya rasa cemburu menjadi buruk sangka dan kesangsian
10. Membantu istri dan menyertainya
11. Meminta izin kepada istri dalam hal yang menyangkut haknya
Bukankah meminta izin kepada istri ini justru memuliakan wanita, menjaga perasaan dan haknya?
12. Berhias untuk istri
13. Berlomba dengan istri
Pada suatu hadits dijelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berlomba lari dengan Aisyah. Apa yang terkandung dalam hadits tersebut?
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak Ummul Mukminin Aisyah untuk lomba lari hingga dua kali. Ini merupakan petunjuk bagi kaum lelaki agar memiliki inisiatif pertama untuk meniru lomba ini. Sebab adakalanya istri punya perasaan takut kepada suami sekiranya dia yang mengusulkannya lebih dahulu.
• Ada baiknya jika suami tidak menunjukkan dirinya sebagai pemenang terus menerus. Adakalanya dia perlu mengalah kepada istrinya.
• Bukan berarti suami harus mengalah terus kepada istrinya, dengan maksud untuk menyenangkan hatinya, karena hal ini menghilangkan hakikat lomba lari itu dan menghilangkan rasa kompetitif.
• Suami harus ingat bahwa lomba ini hanya dalam batasan canda dan memupuk kasih sayang, bukan dalam arti yang sesungguhnya yang memancing amarahnya, lalu berubah menjadi perselisihan, yang berarti hal ini bertentangan dengan tujuannya.
14. Memprioritaskan pemberian kepada istri daripada yang lainnya
15. Sabar menghadapi istri
16. Menunjukkan kasih sayang ketika istri sedang haid atau nifas
17. Tidak perlu ragu meminta pendapa istri
18. Mengucapkan salam kepada istri
19. Mendahulukan ibu daripada istri
20. Berdoa bagi kebaikan istri
21. Menyimpan rahasia istri
22. Menyediakan tempat tinggal bagi istri
Firman Allah (yang artinya) : “Tempatkanlah mereka (para istri) dimana kalian bertempat tinggal menurut kemampuan kalian.” (Ath Thalaq : 6)
23. Memilih istri yang baik
24. Membantu pekerjaan istri di rumah
Kita tentunya sadar, sebagai umat akhir zaman. Tidak ada yang sesempurna itu. Akan tetapi ingatlah salah satu janji Alloh,
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), danwanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”. (An Nuur : 26)
Bila ingin mendapatkan jodoh yang baik, ideal yang kita harapkan, maka perbaikilah diri. Hiduplah sesuai ajaran Islam dan Sunnah Nabi-Nya. Jadilah laki-laki yang sholeh, jadilah wanita yang sholehah. Semoga Allah memberikan hanya yang baik buat kita. Amin.
Itulah wasilah membentuk keluarga Islami yang dimulai dari bagaimana menentukan kriteria untuk kemudian menanamkan syariat Islam dalam diri pribadi, keluarga, dan lingkup masyarakat yang lebih luas. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan orang-oang yang beriman lelaki dan perempuan sebahagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka memerintahkan yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, menegakkan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (At Taubah 71)
“Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami) dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.”
“Ya Rabb-ku, jadikanlah aku dan anak keturunanku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Rabb kami, kabulkanlah do’a kami.”

Sumber: http://akhsa.wordpress.com/2008/04/27/menjadi-suami-ideal/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar